Search

Logo Light

Keluar dari Periskop?

Sign Out Cancel
Sedang Hangat

Breaking News

US-ABC Apresiasi Dialog Dan Tawaran Kerja Sama RI Terkait Tarif Impor

JAKARTA - United States-ASEAN Business Council (US-ABC) mengapresiasi upaya dialog dan tawaran kerja sama Indonesia dalam merespons kebijakan tarif impor AS. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dari hasil jamuan makan siang bersama Ambassador Ted Osius selaku Presiden sekaligus CEO dari US-ASEAN Business Council (USABC) dan timnya.

“USABC mengapresiasi dan menyambut positif upaya dialog dan tawaran kerja sama yang dilakukan Indonesia. Ini menunjukkan komitmen Indonesia sebagai mitra dagang prospektif bagi AS,” kata Sri Mulyani, dikutip dari akun Instagram @smindrawati di Jakarta, Senin (28/4).

Sri Mulyani berharap kerja sama yang baik antara Indonesia dengan US-ABC dapat terus ditingkatkan.

Dia juga berharap US-ABC dapat berupaya bersama agar dampak ketidakpastian global bisa dihindarkan, demi menjaga pertumbuhan ekonomi dan melindungi kesejahteraan banyak negara di dunia.

Sebelumnya, Sri Mulyani menyatakan strategi Indonesia dalam menyiasati kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) akan meredakan gejolak sekaligus membuka peluang ekonomi baru.

Dalam bernegosiasi soal tarif, Pemerintah Indonesia melakukan pendekatan dialogis untuk memahami sudut pandang Pemerintah AS. Pemerintah Indonesia kemudian menawarkan opsi-opsi yang bisa memangkas defisit neraca perdagangan AS terhadap Indonesia.

Bersamaan dengan itu, Pemerintah Indonesia juga berupaya mengurangi hambatan perdagangan, baik terkait tarif maupun non-tarif. Langkah yang dilakukan di antaranya termasuk deregulasi dan reformasi administrasi.

Seiring dengan proses negosiasi bersama AS, Pemerintah Indonesia juga menjajaki peluang diversifikasi negara tujuan ekspor. “Oleh karenanya, diskusi dengan berbagai mitra seperti ASEAN Plus Three dan Uni Eropa terus dijalin dengan baik demi tujuan bersama, menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan,” ujar Sri Mulyani.

Makan Waktu
Diberitakan sebelumnya, Menkeu AS Scott Bessent memperkirakan proses penyeimbangan defisit perdagangan AS terhadap negara-negara mitra akan memakan waktu antara dua hingga tiga tahun. Pemerintah AS saat ini tengah mendorong kebijakan penyeimbangan kembali hubungan dagang dengan mitra-mitranya, salah satunya melalui tarif resiprokal.

Indonesia sendiri dikenakan tarif resiprokal sebesar 32%. Sejak kebijakan tarif diberlakukan, Indonesia secara aktif merespons dengan berkomitmen melakukan serangkaian negosiasi dan diplomasi dagang ke AS.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Indonesia mendapatkan apresiasi dari pemerintah dan pelaku usaha AS karena bergerak cepat dan menyampaikan proposal kerja sama yang komprehensif.

Dalam proses perundingan, Indonesia menyodorkan lima poin manfaat utama dalam proposalnya, mulai dari ketahanan energi nasional, akses pasar ekspor, deregulasi usaha dan investasi, kerja sama rantai pasok industri strategis dan mineral kritis, hingga akses teknologi dan inovasi. Kedua negara telah menyepakati pembahasan teknis yang lebih intensif dalam dua pekan ke depan untuk mencari solusi konkret dan saling menguntungkan.

Sebagai dasar hukum kerja sama, Indonesia dan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) juga telah menandatangani Non-Disclosure Agreement (NDA) untuk Bilateral Agreement on Reciprocal Trade, Investment, and Economic Security.

 

Ikuti Periskop Di
Reporter : Joko Priyono
Penulis : Tiamo Braudmen
Editor : Eka Budiman
faisal_rachman
faisal_rachman
Penulis
No biography available.
Komentar (2)
1000 karakter tersisa
Avatar
Haji Yunus
3 Jam Yang Lalu
Siaaaaaaaaap

Avatar
Margono
7 Jam Yang Lalu
Anggota boleh bawa senjata, asalkan