JAKARTA- Prestasi Tim Nasional (Timnas) Sepakbola Indonesia selama babak kualifikasi Piala Dunia 2026 tidak hanya mengangkat moral bangsa, tetapi juga memberikan dampak ekonomi langsung ke masyarakat. Setidaknya, pelaku usaha mikro kecil dan menengah, merasakan betul berkah dari maranya penonton di satdion maupun Lokasi nonton bareng (nobar).
Kegiatan-kegiatan tersebut mendorong daya beli masyarakat terhadap produk lokal yang berimbas ke aktivitas ekonomi di berbagai sektor terkait, seperti makanan, minuman, transportasi, dan hiburan.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa yang ikut hadir di Nobar dalam acara Nobar KJEJ-LPS bertajuk Efek Domino Timnas menuju Piala Dunia,” yang berlangsung di Artotel Senayan, Kamis (5/6) malam mengatakan, animo masyarakat untuk menonton pertandingan Timnas baik langsung di lapangan maupun melalui layar kaca menunjukkan dukungan masyarakat yang sangat kuat terhadap Timnas.
“Dukungan ke timnas menunjukkan betapa bangsa Indonesia punya rasa cinta tanah air yang sangat kuat, yang bisa menjadi modal besar bagi bangsa untuk bersatu dalam membangun ke arah yang lebih maju,” kata Purbaya.
Dari dukungan yang masif tersebut, setiap Timnas bertanding sudah terbukti memberi efek ekonomi langsung ke pelaku usaha mikro seperti penjual kaos Timnas, berbagai aksesoris dan merchandise, hingga ke kuliner dan pelaku usaha transportasi. Tidak hanya itu, kata Purbaya, hotel-hotel di sekitar Senayan Jakarta ikut terimbas dengan meningkatnya tingkat hunian tamu dari luar kota yang datang sebelum pertandinga
"Kegiatan ini seperti nobar ini sangat positif, mendorong semua kegiatan ekonomi jadi bergerak sekalipun hanya sesaat," ujarnya.
Tiket dan Jersey
Meskipun belum ada hitung-hitungan pasti berapa nilai ekonomi dari ajang kualifikasi piala dunia untuk Indonesia, paling tidak kita bisa mengukurnya secara kasar dari besarnya antusiame masyarakat Indonesia terhadap ajang ini.
SUGBK dengan kapasitas sekitar 77.000 penonton, misalnya, menjanjikan potensi pendapatan yang sangat besar dengan ludesnya tiket yangl terjual. Harga tiket pertandingan Timnas Indonesia vs China sendiri berkisar antara Rp 300.000 hingga Rp 1.750.000.
Jika dirata-ratakan, harga tiket mencapai Rp500.000 - Rp750.000. Dengan penjualan tiket mencapai 51.000 lembar (dikurangi sanksi FIFA 15% pengurangan kapasitas penonton), potensi pendapatan dari tiket saja, diperkirakan mencapai Rp25,5 miliar hingga Rp38,25 miliar.
Belum lagi dengan jersey timnas yang juga laris manis. Jersey terbaru Timnas Indonesia, bahkan laku keras hingga ludes terjual pada penjualan di hari pertama dengan desain baru Erspo, Jumat (14/2/2025) lalu. Padahal harganya dibanderol mulai Rp200 ribu untuk jenis jersey suporter, sampai Rp1,3 juta untuk jersey player issue.
Oh iya, Nobar KJEJ-LPS sendiri dihadiri 20 jurnalis berlangsung meriah saat Jay Idzes dkk memasuki Lapangan hingga puncaknya gol penalty Ole Romeny ke gawang China memastikan kemenangan tim asuhan Patrik Kluivert itu. Ditopang Sound hingga layar Videotron yang memanjakan mata, Nobar juga makin meriah saat panitia pelaksana menggelar kuiz kuiz menarik hingga tebak pencetak gol hingga tebak skor.
"Intinya Potensi ekonomi nonton bareng event olahraga khususnya Sepakbola dan timnas perlu dikembangkan. Suasana nonton bareng lebih asyik di cafe hingga luar ruang, dibanding dengan nonton televisi di rumah yang dirasa kurang greget," pungkas Purbaya.