Search

Logo Light

Keluar dari Periskop?

Sign Out Cancel
Sedang Hangat

Breaking News

Kuartal I 2025, Ekonomi RI Tumbuh 4,87%

JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,87 % year-on-year (yoy) pada kuartal I 2025.

“Besaran Produk Domestik Bruto atau PDB pada kuartal I 2025 Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) adalah sebesar Rp5.665,9 triliun dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) adalah Rp3.264,5 triliun,” ujar Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Senin (5/5).

Lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB adalah industri pengolahan, perdagangan, pertanian, konstruksi, dan pertambangan. Kelima sektor ini menyumbang total 63,96 % terhadap PDB nasional.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebesar 4,87% (yoy) pada kuartal I-2025 menempati peringkat kedua tertinggi di antara negara negara G20, setelah China yang mencatat pertumbuhan 5,4% (yoy).

“(Ekonomi) Indonesia tumbuh 4,87%, dan untuk negara G20, kita pertumbuhannya nomor dua tertinggi di bawah China yang tumbuh 5,4%,” ujar Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.

Airlangga merinci, capaian Indonesia berhasil melampaui negara-negara lain seperti Malaysia (4,4%), Singapura (3,3%), dan Spanyol (2,9%). Namun, Indonesia masih berada di bawah Vietnam yang mencatat pertumbuhan tertinggi di kawasan ASEAN sebesar 6,93% (yoy) pada kuartal yang sama.

Sementara itu, sejumlah negara mencatatkan kontraksi pertumbuhan. Korea Selatan dan Jerman masing-masing mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 0,1% (yoy) dan 0,2% (yoy).

“Perkembangan selanjutnya akan kita lihat di kuartal berikutnya. Karena kita lihat di kuartal berikutnya ini diharapkan anggaran pemerintah sudah mulai berjalan sehingga momentum pertumbuhan (ekonomi) bisa dijaga,” tambah Airlangga.

Inflasi 2025
Terkait inflasi, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, terjadi inflasi 4,87% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal I 2025.

“Besaran Produk Domestik Bruto atau PDB pada kuartal I 2025 Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) adalah sebesar Rp5.665,9 triliun dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) adalah Rp3.264,5 triliun,” ujar Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Senin (5/5).

Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini menuturkan, tingkat inflasi bulanan tarif listrik menurun dari 47,22% month-to-month (mtm) pada Maret 2025 menjadi 26,99% mtm pada April 2025.

“Pada April 2025 ini, komoditas tarif listrik mengalami inflasi sebesar 26,99% dengan andil inflasi sebesar 0,97%. Tingkat inflasi tarif listrik tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi tarif listrik pada Maret 2025,” kata Pudji Ismartini di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, inflasi komoditas tarif listrik pada bulan lalu disebabkan oleh penyesuaian tarif listrik pelanggan pascabayar setelah diterapkannya diskon 50% untuk pemakaian pada periode Januari-Februari 2025.

Hal tersebut menyebabkan tagihan pemakaian listrik sepanjang Maret 2025 yang dibayarkan pada April 2025 kembali menggunakan tarif normal. Pudji menyampaikan, masih tingginya inflasi komoditas tarif listrik membuat kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga menjadi penyumbang inflasi utama pada bulan lalu.

Ia menyatakan bahwa kelompok pengeluaran tersebut mengalami inflasi sebesar 6,60 % mtm serta memberikan andil inflasi senilai 0,98%.

“Kelompok (pengeluaran) kedua yang menjadi penyumbang utama inflasi April 2025 adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi sebesar 2,46% (mtm) dan andil inflasi sebesar 0,16%,” ujarnya.

Pudji mengatakan bahwa komoditas yang menyumbang andil inflasi terbesar pada kelompok pengeluaran tersebut adalah emas perhiasan dengan tingkat inflasi bulanan sebesar 10,52 % mtm.

Ia menuturkan, kelompok pengeluaran selanjutnya yang memiliki kontribusi terbesar terhadap tingkat inflasi bulanan April 2025 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,07% mtm dan andil 0,02%.

Ia menjelaskan, dalam lima tahun terakhir, kelompok pengeluaran tersebut selalu mengalami inflasi pada setiap bulan April karena bertepatan dengan bulan suci Ramadan serta hari raya Idul Fitri, kecuali pada April 2024.

Pudji menyampaikan bahwa komoditas yang menjadi penyumbang utama inflasi dari kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau antara lain bawang merah, cabai merah, tomat, bawang putih, dan jeruk.

“Sedangkan komoditas yang meredam inflasi April 2025 pada kelompok ini adalah komoditas cabai rawit, daging ayam ras, dan telur ayam ras,” ucapnya.

BPS mencatat bahwa pada April 2025 terjadi inflasi bulanan sebesar 1,17 % mtm, inflasi tahunan sebesar 1,95% year-on-year (yoy), serta inflasi tahun kalender sebesar 1,56% year-to date (ytd).

 

Ikuti Periskop Di
Reporter : Joko Priyono
Penulis : Tiamo Braudmen
Editor : Eka Budiman
faisal_rachman
faisal_rachman
Penulis
No biography available.
Topik Terkait
Komentar (2)
1000 karakter tersisa
Avatar
Haji Yunus
3 Jam Yang Lalu
Siaaaaaaaaap

Avatar
Margono
7 Jam Yang Lalu
Anggota boleh bawa senjata, asalkan